Losergeek.org.CO, Yogyakarta – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menjadi inspektur Upacara Peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI Kamis, 17 Agustus 2023 di Istana Kepresidenan Gedung Agung, Yogyakarta. Upacara yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut berlangsung khidmat dan disemarakkan penampilan aubade dan orkestra yang terdiri dari pelajar SMP dan SMA.
Mereka mempersembahkan lagu nasional seperti ‘Hari Merdeka’, ‘Negeriku’, ‘Syukur’, dan medley lagu daerah hasil aransemen Singgih Sanjaya. Gedung Agung sendiri merupakan salah satu bangunan bersejarah di pusat Kota Yogyakarta, yang terletak di ujung selatan Jalan Malioboro, atau kawasan Titik Nol Kilometer.
Sejarah Istana Gedung Agung Yogyakarta
Istana Gedung Agung berhadapan langsung dengan Benteng Vredeburg di sisi timur-nya. Lokasinya hanya berjarak 200 meteran di sisi utara Keraton Yogyakarta. Lantas bagaimana sejarah gedung di lahan seluas 43,585 meter persegi yang selama ini jadi tempat berkantor presiden Indonesia saat berkunjung ke Yogyakarta itu?
Melansir laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, gedung utama kompleks istana Gedung Agung mulai dibangun pada Mei 1824 yang diprakarsai oleh Anthony Hendriks Smissaerat, Residen Yogyakarta ke-18 (1823-1825) yang kala itu menghendaki adanya istana yang berwibawa bagi residen-residen Belanda. Bangunan ini arsiteknya bernama A Payen.
Upacara Kemerdekaan RI ke-78 di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta. Dok.istimewa.
Adanya Perang Diponegoro atau Perang Jawa (1825-1830) pembangunan gedung itu tertunda. Pembangunan tersebut diteruskan setelah perang tersebut berakhir yang selesai pada 1832.
Pada 10 Juni 1867, kediaman resmi residen Belanda itu ambruk karena gempa bumi. Bangunan baru pun didirikan dan selesai pada 1869. Bangunan inilah yang menjadi gedung utama komplek Istana Kepresidenan Yogyakarta yang sekarang disebut juga Gedung Negara.
Pada 19 Desember 1927, status administratif wilayah Yogyakarta sebagai karesidenan ditingkatkan menjadi provinsi yang menempatkan gubernur menjadi penguasa tertinggi. Dengan demikian gedung utama menjadi kediaman para gubernur Belanda di Yogyakarta sampai masuknya Jepang.
Yogyakarta Ibu Kota RI dan Gedung Agung Jadi Istana Kepresidenan
Iklan
Pada 6 Januari 1946, Kota Yogyakarta menjadi ibu kota baru Republik Indonesia yang masih muda dan istana itu berubah menjadi Istana Kepresidenan, tempat tinggal Presiden Soekarno beserta keluarganya. Kala itu Wakil Presiden Mohammad Hatta tinggal di sisi utara Gedung Agung, yang sekarang menjadi markas Korem 072/Pamungkas.
Sejak itu Istana Kepresidenan Yogyakarta menjadi saksi peristiwa penting di antaranya pelantikan Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar TNI pada 3 Juni 1947 dan sebagai pucuk pimpinan angkatan perang Republik Indonesia pada 3 Juli 1947. Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta diserang tentara Belanda di bawah pimpinan Jenderal Spoor, Presiden, Wakil Presiden dan para pembesar lainnya diasingkan ke luar Jawa dan baru kembali ke Istana Yogyakarta pada 6 Juli 1949.
Sejak 28 Desember 1949, yaitu dengan berpindahnya Presiden ke Jakarta, istana ini tidak lagi menjadi tempat tinggal sehari-hari Presiden. Istana Yogyakarta atau Gedung Agung, sama halnya dengan istana Kepresidenan lainnya yaitu sebagai kantor dan kediaman resmi Presiden Republik Indonesia.
Selain itu juga sebagai tempat menerima atau menginap tamu-tamu negara. Sejak 17 Agustus 1991, istana ini digunakan sebagai tempat memperingati Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan penyelenggaraan Parade Senja setiap tanggal 17 yang dimulai 17 April 1988.
Dalam upacara kemerdekaan 17 Agustus 2023 di Gedung Agung, Gubernur DIY Sri Sultan HB X menyinggung soal kebhinekaan Indonesia sebagai potensi energi bangsa yang wajib terus dipupuk. “Kebhinekaan dapat dikembangkan agar menjadi akumulasi kekuatan positif menuju kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang lebih sejahtera,” kata Sultan.
Pilihan Editor: Tiba di Yogyakarta, Cucu-cucu Presiden Jokowi Naik Andong Keliling Halaman Gedung Agung
Quoted From Many Source