Jumat, 11 Agustus 2023 – 17:43 WIB
Jakarta – Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia Prof. Komaruddin Hidayat menilai kritikan Rocky Gerung yang dianggap telah menghina Presiden Joko Widodo karena ada umpatan kasar, setidaknya ada tiga aspek yang harus diperhatikan. Pertama, dilihat dari profesinya, kemudian cara dan substansi kritik, serta bahasanya.
Baca Juga :
Destiawan Soewardjono Eks Dirut Waskita Karya Buka-bukaan, Bantah Rugikan Negara Rp2,5 Triliun
“Kalau kritik Rocky Gerung salah, maka silahkan lanjutkan ke proses hukum. Namun jika substansinya benar, harus didengarkan. Buat saya ada beberapa aspek dari kritik (Rocky). Ini juga sebagai pendewasaan demokrasi,” ujar Komaruddin dalam tayangan kanal podcast Nusantara2045 bertema Kontroversi Rocky Gerung, Kebebasan atau Hasutan, yang dikutip Jumat, 11 Agustus 2023.
Baca Juga :
ECOWAS Perintahkan Pengaktifan Pasukan Siaga di Niger
Komaruddin menuturkan, ada bagian menarik dari kritik Rocky sebagai penciptaan demokrasi. Tetapi juga perlu diperhatikan apakah kritiknya tersebut ada kesalahan atau tidak, misalnya ada kebohongan, melanggar etika dan sebagainya.
Ia menambahkan, negara seharusnya tidak boleh kalah hanya oleh perbuatan seorang Rocky Gerung dan seluruh masyarakat menantikan bagaimana akhir dari frasa kritik disampaikannya.
Baca Juga :
PBB Kecam Keras Pembunuhan Calon Presiden Ekuador
“Indonesia punya banyak ahli hukum, bahasa, ayo saling berdebat ilmiah tentang frasa kritik Rocky. Kalau salah, tunjukkan, namun jika benar, bagaimana menyikapinya. Jadi Indonesia punya kualitas dalam kehidupan demokrasinya,” imbuh Komaruddin.
Ahli hukum pidana UI Chudry Sitompul berpendapat, terkait bahasa yang diucapkan Rocky dalam kritiknya perlu memperhatikan konteks kehidupan demokrasi suatu negara.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, jika Rocky mengkritik menggunakan kalimat menghina pada demokrasi Amerika, maka ia tidaklah salah sebab di negara itu tidak ketentuan menghina Kepala Negara atau Presiden.
Quoted From Many Source